Powered by Blogger.

Thursday, 11 April 2019

Tag:

TIM SUKSES YANG TIDAK SUKSES


Sekitar tiga sampai empat bulan sebelum pesta demokrasi di Indonesia, barang tentu berbagai atribut calon wakil rakyat bertebaran bagai daun di jalanan. begitupun tahun ini, menjelang Pemilu tersibuk dan terumit sepanjang sejarah di Indonesia ini, berbagai visi misi calon terpampang 'beken' di spanduk-spanduk masing-masing. pemilu tersibuk bukan hanya menjadi gambaran konyol bagi pemilu kali ini, bagaimana tidak, ada lima surat suara dengan berbagai warna yang harus di  coblos. surat suara untuk Capres dan Cawapres, DPD RI, DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten. 

perhatian khusus yang sedikit menggemaskan adalah cara para calon legislator untuk mendekati masyarakat di desa-desa khususnya, dengan harapan menjadi lumbung suara bagi caleg yang bersangkutan. dari mulai kampanye dengan legalitas hingga kampanye dengan sembunyi-sembunyi. 
dari yang sempat terusir panwaslu hingga yang aman tanpa hambatan. mengadakan berobat gratis, mengadakan hiburan, mengadakan banyak hal, sehingga cukup pantas masa-masa ini disebut sebagai pesta bagi masyarakat. jika diamati dengan saksama, dari bahasa tubuhpun kita mampu  membedakan yang mana caleg yang mana bukan caleg. senyum lebar, 'kelakar besar', 'saya yang bayar', merupakan ciri khas caleg yang hampir keseluruhan caleg menerapkannya. salahkah? tentu saja tidak, kita tidak bisa menyalahkan caleg untuk berusaha menarik simpati masayarakat menjelang pemilihan ini.

kita tahu bersama, caleg juga manusia biasa, kemampuan menjangkau setiap lekuk aspirasi masyarakat itu sulit. maka dari itu mereka kerap menjadikan salah satu atau beberapa orang di setiap desa untuk menjadi penyambung lidah masyarakat ke caleg terserbut yang berusaha mensosialisasikan figur kepada masyarakat. salah lagi kah itu? tentu saja tidak, sah-sah saja jika ingin menjadi tim sukses  seorang caleg, namun disinilah yang menjadi permasalahan. sebagian besar orang-orang timses yang berani membawa caleg masuk ke daerah masing-masing adalah orang-orang  yang mempunyai visi prematur. visi yang hanya muncul sebelum tanggal pencoblosan dan habis ketika selesai pencoblosan. orang-orang seperti inilah yang sebenarnya membuat kesan pemilu dan para caleg menjadi  negatif dimasyarakat.

kita tidak bisa menyalahkan caleg sepenuhnya, yang terkesan datang ketika ada maunya saja. sekali lagi keterbatasan mereka sebagai manusia tentu menjadikan hal tersebut sebagai halangan. lalu bagaimana agar kinerja caleg ini dikemudian hari mampu dirasakan oleh warga kecil? kinerja berkesinambungan yang walaupun dewan tersebut tidak selalu standby ke masyarakat namun program-programnya mampu dirasakan selalu oleh masayarat, bagaimana hal tersebut terwujud? peran tim sukseslah yang menjadi vital ketika caleg tersebut dilantik. dalam arti kata tim yang dibentuk oleh caleg tersebut haruslah menjadi tim sukses yang sukses membuat calegnya dilantik dan tim yang sukses membawa kinerjanya ke masyarakat selama yang bersangkutan menjabat. namun sekarang ini kebanyakan tim sukses berhenti bekerja ketika calegnya telah dilantik, masyarakatpun tak merasakan apapun ketika yang bersangkutan menjabat.tim sukseslah yang paling dekat dengan masyarakat, maka ayo berusaha menjadikan masyarakat kita lebih cerdas untuk memilih, mana yang memiliki visi besar dan mana yang hanya omongan besar. 

jadi pada intinya, setiap tim maupun individu yang berani mempromosikan caleg manapun harus telah memiliki program-program sebagai fondasi untuk dibangun ketika caleg yang didukung dilantik. bukan sekedar visi prematur dengan program gesek jempol  telunjuk kepada masyarakat.
semoga para wakil rakyat yang dilantik pada tahun ini adalah para wakil rakyat yang telah memiliki program dengan fonndasi kuat di dapil masing-masing hingga siap dibangun ketika mereka sudah dilantik, bukan mereka-mereka yang kebingungan dan terbang diatas karena  dibawah telah menerima kode gesek jempol telunjuk.Jangan menjadi tim sukses yang sukses membawa calegnya dilantik namun tidak sukses membawa kinerja calegnya terasa di masyarakat yang dibujuknya.



by: Karto Kpedes

About KPEDES

Pimpinan Komunitas Pelajar Desa Serdang.

0 komentar:

Post a Comment